Sekilas ACCED

ACCED dibentuk pada tahun 2015 berdasarkan SK Rektor No.141-A tahun 2015, pada saat itu menjabat sebagai Rektor UIN Alauddin Makassar adalah Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.Si. Saat SK pertama dikeluarkan, nama pertama yang digunakan adalah The Alauddin Centre for Community Assets Development. Namun dengan pertimbangan untuk mengimplementasikan gerakan Kemitraan Universitas – Masyarakat (KUM) dan pengembangan jejaring yang lebih optimal maka nama tersebut kemudian direvisi menjadi Alauddin Center for Community Engagement and Development dengan singkatan yang sama yaitu ACCED.

Tujuan pendirian ACCED adalah sebagai manifestasi dari keinginan kuat dari Institusi ini untuk meneruskan hasil-hasil yang telah diperoleh dari kerjasama antara Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama dengan Pemerintah Kanada yang dimotori oleh Global Affairs Canada (GAC) melalui proyek Supporting Islamic Leadership in Indonesia/Local Leadership for Development (SILE/LLD) dengan pelaksana COWATER International Inc. Canada dan didukung oleh World University Service of Canada (WUSC – EUMC). Proyek ini berjalan dalam kurun waktu 6 tahun yaitu sejak diinisiasi pada tahun 2011 hingga berakhir di tahun 2017.

Pemberdayaan Komunitas menjadi salah satu prioritas ACCED karena institusi ini menyadari bahwa dengan peningkatan kualitas masyarakat maka tujuan pembangunan akan lebih terarah dan mencapai sasarannya dengan efektif. Hal ini selaras dengan Kebijakan Resmi yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Agama melalui Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 55 tahun 2014 tentang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di Lingkungan Perguruan Tinggi di bawah Kementerian Agama RI dan SK Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Islam No. 4834 tahun 2015 mengenai Pengabdian kepada Masyarakat. Kebijakan ini diperkuat pula oleh dikukuhkannya Rencana Strategis Kemitraan Universitas – Masyarakat (KUM) UIN Alauddin Makassar periode 2015 – 2019.

ACCED beranggotakan para akademisi UIN Alauddin Makassar yang telah menempuh pendidikan berupa Diploma, Short-Course dan Internship University Community Engagement (UCE) denganberbagai fokus pendekatan pengembangan kapasitas sumber daya manusia kaitannya dengan pengembangan komunitas yang diselenggarakan oleh program SILE/LLD baik di dalam maupun di luaar negeri, antara lain pada Coady International Institute di Antigonish – Kanada, Research Shop University of Guelph di Guelph – Kanada, Center for Community Based Research (CCBR) di  Kitchener University di Ontario – Kanada dan Waterloo University di Waterloo – Kanada dan Peace Building Institute di Mindanao – Filipina. Saat ini tercatat tidak kurang dari 30 personil ACCED telah berkiprah di berbagai kegiatan Kemitraan Universitas – Masyarakat dengan kapasitas keterampilan, ilmu dan pengalaman bersama dengan komunitas selama ini, yang telah teruji kapabilitasnya untuk mendampingi para pegiat komunitas dalam program terkait. Kompetensi Anggota ACCED sebagai berikut:

  • Advocacy and Citizen Engagement
  • Asset Based Community Development
  • Building Indigenous Knowledge
  • Community Based Research
  • Conflict Resolution
  • Facilitation and Training for Community Change
  • Good Governance and Social Accountability Tools
  • Health Impact Assessment
  • Learning Organization of Change
  • Leadership by Woman
  • Livelihood
  • Monitoring and Evaluation
  • Service Learning
  • Partnership
  • Peace Building

Metode yang ditawarkan oleh ACCED adalah MODEL BARU KEMITRAAN: Universitas – Komunitas – Pemerintah yang disusun berdasarkan poin-poin pengembangan yang strategis bagi para pegiat komunitas yang antara lain terdiri dari:

  • Asset Based Community Development (ABCD) Salah satu tools Community Engagement yang berbasis pada optimalisasi potensi asset pada komunitas,
  • Facilitation for Community Change (FCC) Praktek-praktek untuk memfasilitasi komunitas dalam                kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat,
  • Community Based Research (CBR) Penelitian berbasis masyarakat dimana masyarakat tidak menjadi objek tetapi sebagai mitra peneliti untuk menemukan solusi dari permasalahan yang mereka hadapi,
  • Service Learning (SL) Memadukan kegiatan pengabdian masyarakat secara             komprehensif dengan pengajaran dan pendidikan pada Mata Kuliah tertentu.

ACCED hadir dengan semangat untuk untuk menjawab tantangan pemberdayaan komunitas yang lengkap untuk menjadi solusi bagi kebutuhan para pegiat komunitas baik itu dari kalangan akademisi, lembaga swadaya masyarakat, pihak pemerintah atau institusi lain yang menjadikan masyarakat sebagai basis kegiatan sosial demi memajukan Indonesia secara menyeluruh.

Leave A Comment